Ketika ber-iklan di media sosial ada beberapa hal yang harus kamu tahu bagaimana menciptakan iklan di media sosial yang efektif. Intinya adalah menyuguhkan iklan yang berupa foto, grafis, atau video yang menangkap perhatian dan jika bagus akan dibicarakan orang.
Artikel ini akan menyuguhkan bagian yang lengkap agar bisa langsung kamu aplikasikan. Mari mulai bahas dengan apa saja yang harus dipersiapkan.
Jika kamu menggunakan desktop, maka bisa masuk Facebook Business atau jika kamu menggunakan aplikasi hp, maka kamu bisa mengatur iklan di facebook atau Instagram dengan menggunakan Facebook Ads Manager atau klik di sini untuk versi IOS.
Aplikasi tersebut adalah langsung dari Facebook, jadi ini bukan aplikasi third party. Jangan lupa untuk menggunakan autentifikasi dua faktor agar akun iklanmu tidak mudah di-hack oleh orang lain.
Di bawah ini kita mulai dengan dasar apa saja yang harus disiapkan dalam iklan, kita akan membahas sisi konsep terlebih dahulu menggunakan standar dari Facebook.
1. Konsep Iklan di Media Sosial
Dalam setiap iklan yang kau jalankan ada hal penting yang harus ada yaitu konsep.
Untuk membuat konsep dimulai dengan tujuan iklanmu. Ada tiga tujuan yang bisa kau lakukan untuk beriklan menurut Facebook, yaitu:
- Kesadaran merek (awareness)
- Pertimbangan (boost konten, kunjungan web, prospek, dll)
- Konversi (penjualan produk)
Nah, mari kita jelaskan satu-satu.
Kesadaran Merek
Kesadaran merek adalah jenis iklan di media sosial yang digunakan untuk mengenalkan orang terhadap brand atau produk yang kau buat.
Iklan media sosial jenis ini bisa kamu gunakan jika pertama kali brand tidak dikenal di media sosial atau on ground (pada kehidupan di luar digital).
Penggunaan: Jika kamu baru memulai brand mu di media sosial maka gunakan iklan kesadaran merek untuk menggunakan jenis iklan ini, termasuk boost post di Instagram atau Facebook merupakan jenis iklan kesadaran merek.
Pertimbangan
Iklan jenis pertimbangan adalah iklan paling banyak jenis dan kegunaannya, tergantung apa tujuanmu. Iklan jenis ini bisa kamu gunakan untuk:
- Lalu lintas kunjungan (traffic untuk web)
- Interaksi (meningkatkan interaksi seperti likes, komentar, dan lain-lain)
- Pemasangan Aplikasi (Ini untuk para pembuat aplikasi yang dipajang di Appstore atau Play Store)
- Penayangan Video (jenis boost post untuk konten video)
- Pembuatan prospek (Prospek calon pembeli untuk nanti kau follow-up)
- Pesan (Boost post dengan penawaran yang membuat calon pembeli memberi pesan pada inbox)
Konversi
Konversi umumnya adalah jenis iklan yang digunakan ketika kamu ingin mendapatkan penjualan. Jika kamu sudah menggunakan iklan petimbangan pembuatan prospek atau pesan, maka untuk follow-up (langkah selanjutnya) agar prospek pembeli tersebut melakukan pembelian produkmu.
Iklan konversi biasanya digunakan pada momen tertentu, seperti saat gajian atau hari raya (lebaran, natal, tahun baru, dan lain-lain) dimana orang-orang sedang merayakan dan mendapatkan bonus, seperti bonus tahunan atau THR.
Jadi kalau dibuat infografis, proses kamu beriklan akan menggunakan seperti ini:
Selanjutnya kita akan meningkatkan bagaimana membuat konten atau diiklankan.
Jika kamu membuat website maka jenis iklan lain yang bisa kamu gunakan adalah Google Ads, namun ini umumnya digunakan untuk memasarkan produk dari website. Secara hitungan iklan per jangkauan, jika produkmu dipasarkan melalui website sendiri maka kamu lebih menguntungkan menggunakan Google Ads.
Nanti kita bahas di artikel lainnya ya.
2. Copywriting
Copywriting adalah jenis penulisan yang khusus dibuat untuk keperluan iklan, copywriter adalah seorang yang ahli dalam menulis iklan.
Dalam iklan media sosial berbeda jenis penulisannya dengan penulisan iklan untuk billboard, iklan tv, radio, atau media lain yang berbeda.
Dalam penulisan copywriting, formula yang paling umum digunakan adalah AIDA:
Attention
Interest
Desire
Action
Ini juga bisa dijadikan sebagai struktur penulisan copywriting dalam iklan dalam artian:
Paragraf atau kalimat pertama harus bisa menangkap perhatian.
Paragraf atau kalimat kedua harus bisa menangkap ketertarikan.
Paragraf ketiga harus bisa menggoda hasrat mereka yang membaca.
Atau juga bisa kamu hanya menulis tiga kalimat namun keempat unsur AIDA terpenuhi.
Dan paragraf atau kalimat keempat harus bisa membuat mereka bereaksi, bisa dengan cara datang ke web, berkomentar, atau pun membeli daganganmu.
Contoh
Mari kita contohkan bagaimana copywriting bisa untuk iklan yang akan kamu buat. Misalnya kita menawarkan ayam suwir jamur crispy di media sosial:
Mengenali Siapa Audience
Dalam menulis copywriting penting mengetahui untuk siapa kamu menulis dan kamu harus bisa menulis dengan tujuan yang jelas.
Misalnya dalam iklan di atas saya menulis untuk mereka yang sulit untuk memasak, jadi iklan ini ditujukan hanya kepada mereka saja, namun jika yang tak kesulitan masak tidak akan terlalu memberi perhatian pada penulisan tersebut.
Lalu bagaimana orang yang tidak dituju dalam iklan ini seperti orang yang bisa memasak? Dalam membuat iklan di media sosial kamu harus belajar mengelompokkan audience (pemirsa) dalam beberapa kategori. Tujuannya adalah untuk mempermudah membuat iklan untuk masing-masing kategori tersebut.
Ini dilakukan agar iklan efektif bagi masing-masing kategori tersebut. Saya jelaskan lebih lanjut ya.
Memahami Insight (Analitik) di Instagram & Facebook
Demografis adalah isitlah yang digunakan untuk memilah audience. Misalnya kamu melihat Instagram Analytics di Instagram.
Dalam analitik tersebut kamu bisa melihat dari kota mana saja audience berasal, paling besar dari kota mana saja, kemudian kamu bisa melihat umur, dan ketertarikan, dan sebagainya.
Baik tab analitik di Facebook mau pun Instagram mengelompokan audience-mu dengan cara yang sama. Jadi pengetahuan ini bisa kamu gunakan untuk menambah follower Instagram atau pun fans page Facebook.
Kenapa harus memahami insight?
Update algoritma di 2019 yang digunakan Instagram, memastikan kalau jangkauan (reach) kontenmu berkurang drastis. Jika follower sudah mencapai 50.000 maka mungkin unggahan hanya akan mencapai 2-10% saja follower.
Artinya jika akunmu memiliki 50.000 pengikut, maka unggahanmu hanya akan mencapai sekitar 1000-5000 pengikut saja, itu adalah jumlah mereka yang melihat unggahanmu.
Lalu, untuk hitungan akun di bawah 10.000 biasanya berbeda lagi, unggahanmu biasanya hanya mencapai 15-25% dari total jumlah follower, ini terjadi di beberapa akun yang dipegang oleh si mindunk.
Update algoritma ini memiliki tujuan untuk memaksamu beriklan kepada followermu sendiri, ini juga jawabannya jika kamu bertanya-tanya kenapa akhir-akhir ini jumlah likes dan komentar turun di unggahanmu.
Nah, dalam memahami insight kamu juga bisa membuat tulisan copywriting yang sesuai dengan tempat tinggal, umur, atau yang lain sebagainya.
Nanti akan saya lanjutkan di artikel yang membahas khusus untuk memahami insight ya, ini hanya sekedar pengenalan.
Membedakan Copywriting menurut kategori audience
Dalam membuat copywrite yang menarik untuk audience, maka kamu harus menyesuaikan dengan kategorinya. Misalnya jenis tulisan yang menarik akan berbeda untuk remaja dibandingkan dengan wanita paruh baya.
Ini yang membuat copywriting bisa berbeda-beda tergantung kamu menulis untuk siapa. Tujuan iklan haruslah bisa membuat yang melihat bereaksi dan tak semua orang bereaksi dengan sama bukan?
Inilah penting dalam memahami audience.
Jika pun kamu tak menggunakan Facebook Ads Manager untuk beriklan di Facebook atau Instagram, maka kamu tetap harus menggunkan kriteria target audience, kalau belum ada kamu harus membuatnya.
Misalnya jika kamu akan membuat kriteria audience yang baru maka kamu harus membuat seperti gambar di bawah:
Ini membawa kita ke bagian selanjutnya.
3. Membuat Kriteria Target Audience
Dalam membuat kriteria target audience maka yang harus kamu lakukan adalah menentukan.
1. Umur
2. Tempat tinggal, bisa negara dan kota
3. Interest/ketertarikan
Cara Memilah Audience Berdasarkan Umur
Dalam membuat kriteria target audience, tergantung dengan tujuannya, maka kamu harus membuat beberapa kriteria target iklan menurut keperluannya. Misal ada iklan yang ditujukan untuk young adult atau muda-mudi dengan kriteria umur 18-35 tahun.
Lalu mungkin untuk kamu yang membuat kuliner Korea dengan harga terjangkau, maka harus membuat set target audience yang berbeda lagi khusus untuk kalangan remaja dengan umur 13-18 tahun.
Ini akan mempengaruhi efektifitas iklanmu.
Dalam membuat konten pun hal yang sama terjadi, ada bahasa yang berbeda digunakan oleh orang-orang dengan umur yang berbeda. Pergaulannya juga seringnya berbeda kan.
Memilah Audience Berdasarkan Tempat Tinggal
Kalau georafis tempat tinggal berarti itu diukur dengan bisnis fisikmu. Misalnya kamu hanya mengantarkan makanan di area Jabodetabek atau Jakarta saja. Bisa juga kamu punya resotran Dine-in di Jakarta, Tangerang Selatan, dan Bandung.
Untuk mengiklankan area bisnismu secara efektif maka kamu hanya mengiklankan saja di kota yang ada restoranmu saja.
Selain menggunakan iklan media sosial, kamu juga bisa menggunakan Google My Business dan Local SEO untuk mengiklankan restoranmu itu.
Mengelompokkan Audience Berdasarkan Interest (Ketertarikan)
Dalam mengiklankan sebuah produk di media sosial, pemilahan ini adalah yang paling penting. Interest itu adalah berdasarkan ketertarikan audience. Instagram dan Facebook mengkategorikan ketertarikan dengan melihat akun apa saja yang diikuti oleh pengguna tersebut.
Misalnya orang yang suka makan, akan mengikuti berbagai influencer kuliner dan akun-akun sejenis yang membahasnya.
Ketika kamu menuliskan ketertarikan atau interest untuk makanan, maka jenis orang-orang seperti itu yang akan melihat iklan tersebut.
Setelah kamu berhasil membuat set iklan tersebut, maka kamu sudah bisa mengiklankan iklan tersebut dengan kriteria audience tersebut.
4. Foto, Grafis, Atau Video
Dalam membuat iklan elemen penting lainnya yang tak boleh salah adalah pemilihan foto, grafis, atau video. Semuanya ini bisa digunakan untuk membuat set iklan yang efektif.
Namun, kesemuanya akan dibahas secara mendasar dan ringkas pada bagian ini.
Intinya mau menggunakan foto, video, atau pun grafis, hal paling penting adalah elemen visual dalam iklan harus bisa menangkap perhatian mereka yang melihatnya. Ini kriteria paling penting.
Kriteria Foto dan Grafis Untuk Iklan
Jika kamu memiliki anggaran untuk menyewa fotografer profesional untuk memotret produk kulinermu, maka selain ketika membuat menu, foto ini bisa kamu gunakan untuk iklan di media sosial.
Masalahnya kamu bisa memotret sendiri, mungkin itu cukup sebagai konten di unggahan feed Instagram, namun untuk iklan belum tentu.
Nah, kalau anggranmu tak cukup, kamu harus mempelajari foto yang bagus itu seperti apa, lalu berusaha memotret produkmu sendiri.
Namun, menurut data yang beredar di beberapa agensi dan teknik yang umum digunakan adalah orang cenderung untuk mengklik sebuah gambar jika ada mahluk hidup dalam foto atau bujukan berupa call to action dari visual tersebut. Lihat contoh di bawah:
Ketika dalam foto itu kamu menulis pesan seperti “ayo, hubungi kami” atau “klik di sini :)” maka orang cenderung untuk klik tayangan iklan tersebut.
Iklan Video Di Media Sosial
Iklan dengan bentuk video di media sosial memiliki banyak kriteria tergantung dengan jenis iklan apa yang kamu gunakan. Umumnya durasi maksimal iklan yang bisa digunakan di Instagram, Facebook, atau TikTok adalah 30 detik.
Kenapa 30 detik?
Ini karena durasi maksimal yang bisa masuk ke stories di Instagram atau Youtube Shorts adalah 30 detik. Bahkan iklan di beberapa video Youtube hanya berdurasi 5 detik.
Untuk Video agak berbeda, biasanya hitungannya adalah 5 detik pertama dia sudah harus bisa menarik perhatian penonton, kemudian sehabis itu mereka akan disuguhi proses sampai dengan call to action.
Iklan video yang kita bicarakan di sini berbeda dengan yang tampil di TV. Iklan yang tampil di TV (disebut TVC-TV Commercial) adalah iklan dengan anggaran ratusan sampai puluhan juta. Contoh TVC Ramyana:
Perbedaan paling mencolok adalah iklan TV anggarannya besar dan tujuannya adalah untuk dibicarakan orang-orang. Brand yang sering menggunakan strategi iklan ini adalah Ramayana ketika lebaran, kamu bisa lihat di channel Youtube mereka.
Tips Menggunakan Media Visual
Dalam iklan elemen visual itu penting untuk menangkap perhatian mereka yang melihat iklan ini. Namun kamu harus menggunakan yang mana? Jawabannya adalah yang paling terjangkau dulu.
Saya anggap begini karena beriklan di media sosial adalah proses belajar, jadi sangat mungkin kamu akan salah dan tidak mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, ini semua akan berubah seiring dengan seringnya kamu melakukan iklan.
Kamu akan bisa memilih elemen visual dalam iklan media sosial dengan lebih baik.
Kalau misalnya anggaran terbatas pilih saja foto atau grafis. Jika anggaranmu memang banyak, maka membuat iklan video di media sosial sangat saya rekomendasikan.
Lakukan A/B Testing
A/B testing adalah isitlah dalam dunia pemasaran. Testing di sini adalah kamu membuat beberapa iklan berbeda untuk audience yang sama. Misalnya kamu membuat dua iklan tentang produk sama yang ditujukan untuk remaja fans Kpop.
Nah, dalam lihat contoh di bawah ini:
Nah, dalam kamu akan menargetkan kedua iklan di atas dengan segmen audience yang sama, lalu kamu akan melihat mana yang performanya lebih baik. Nanti, kalau kamu sudah mendapatkan iklan mana yang lebih baik, maka sudah punya kriteria foto iklan mana yang akan cocok.
Selain mengganti foto, kamu juga bisa coba dengan mengganti copywrite-nya atau dengan gaya Photo Carousel seperti di bawah:
5. Frekuensi Iklan di Media Sosial
Untuk menayangkan iklan di media sosial harganya itu murah, bahkan jauh lebih murah dibanding mencetak billboard, spanduk, iklan baris koran cetak, dan radio. Kamu bisa mulai menayangkan iklan di Instagram dimulai dari dua puluh ribu rupiah. Jadi tampaknya seperti iklan di media sosial jadi media iklan terbaik kan?
Namun, iklan di media sosial terkadang hanya dicuekan oleh pengguna media sosial yang melihatnya. Ini membuat para pemasar digital harus memasarkan iklan secara sering. Jadi frekuensi penayangan iklan di media sosial biasanya tinggi.
Ini membuat anggaran iklan di media sosial jadi lumayan besar. Anggarannya tentu bisa diatur, namun untuk iklan yang efektif terkadang satu penayangan iklan membutuhkan anggaran sampai dengan lima ratus ribu rupiah.
Tentu anggarannya pun berbeda-beda tergantung dengan tujuan iklan tersebut.
Anggaran Iklan Di Media Sosial
Untuk masalah anggaran harus seberapa besar itu tidak ada patokan pasti. Namun yang harus dilihat adalah kemampuanmu dalam menyisihkan anggaran untuk iklan tersebut.
Misalnya pendapatan bulananmu adalah lima juta rupiah, maka setelah dipotong produksi, kemudian gaji karyawan, sisanya ada tiga ratus lima puluh ribu saja.
Nah, dengan tiga ratus ribu rupiah ini kamu bisa memulai utnuk mengiklankan produkmu.
Lalu, karena frekuensi iklan adalah hal yang utama, maka kamu harus membagi 300.000 ini menjadi 4 bagian. Per minggunya kamu akan menyisihkan 75.000 untuk iklan-iklan yang akan kamu tayangkan.
Note: Jangan aneh jika banyak orang unfollow akunmu jika kamu berhenti mengiklankan konten di Instagram dan Facebook, itu hanya akal-akalan platform tersebut agar mendorongmu kembali beriklan atau bahkan membuat anggaran lebih besar untuk iklan.
Ingat, kunci kesuksesan dalam iklan di media sosial adalah frekuensi tayang yang tinggi. Jadi berapapun anggaranmu kamu harus membaginya dalam empat minggu.
Untuk penayangan bisa dua atau tiga hari sekali, tergantung seberapa besar anggaranmu.
Influencer Marketing
Influencer marketing adalah teknik pemasaran yang menggunakan kerja sama dengan para influencer (lebih tepatnya disebut Key Opinion Leader alias KOL) di media sosial. Meskipun ini hanya sebatas pengenalan.
Ketika seorang influencer memberikan rekomendasi makanan tertentu, maka efek yang terjadi adalah para pengikutnya akan terpengaruh dan ikut membeli. Ini keadaan ideal yang harusnya terjadi. Namun saat ini dengan mudahnya membeli pengikut banyak akun-akun dengan pengikut banyak yang sebenarnya adalah hasil pembelian.
Oleh karena itu kamu harus berhati-hati dalam memilih partner influencer, pastikan jumlah followernya valid dan memang bukan hasil pembelian.
Ada beberapa cara yang bisa kamu terapkan. Yaitu:
- Lihat tingkat interaksi, misal jika followernya sudah 75.000, namun interaksinya hanya sedikit, sekitaran 100 atau di bawah 750 (kurang dari 1%), kemungkinan besar jumlah pengikutnya adalah hasil beli.
- Minta screenshot analitik, di sini kamu akan bisa melihat pertumbuhan follower influencer tersebut, dari sana kamu bisa menilai apakah orang ini cocok atau tidak jadi partner bisnismu.
- Gunakan alat seperti IGBlade atau Social Blade untuk melihat analisa pertumbuhan akun influencer tersebut.
Ini hanya sedikit pengenalan ya, nanti akan saya lanjutkan di artikel yang lebih dalam membahas influencer marketing.
Kesimpulan
Dalam membuat iklan di media sosial yang efektif, diperlukan pengetahuan dan kreativitas dalam membuat tulisan dan visual yang menarik. Hal-hal seperti ini biasanya dikerjakan oleh agensi periklanan yang akan meminta anggaran besar.
Namun, dengan adanya platform media sosial yang bisa dilakukan dengan harga murah. Iklan bisa tayang dengan anggran yang pas-pasan tapi efektifitasnya tentu tak lepas dari kreatifitas menulis copywriting serta visual yang baik.
Jadi kalau dirangkum materinya adalah seperti ini:
1. Buat konsep dan tujuan untuk apa iklan di media sosial tersebut.
2. Gunakan copywriting yang menarik agar menarik perhatian mereka yang melihat iklan.
3. Membuat kriteria terget audience yang berbeda-beda.
4. Memilih foto, grafis, dan video untuk iklan yang akan ditayangkan di media sosial.
5. Iklan frekuensinya harus tinggi, artinya iklan di media sosial harus sering tayang dan harus dilakukan A/B testing untuk melihat iklan mana yang bagus performanya.
Artikel ini hanya menjelaskan dasar-dasar untuk membuat dan menayangkan iklan di media sosial.
Namun agar bisa membuat iklan dengan baik, maka kawan-kawan harus tetap berlatih dan mencoba menayangkan iklan sendiri. Semakin sering maka kamu akan semakin paham dan mampu membuat iklan yang menarik.
Baca juga: